Feminisme Radikal Sebuah Kebaikan atau Kejahiliyahan
Paket Umroh Bulan Ramadhan 2015 ,Tidak sedikit perempuan kita suka berkelit, menghindari, peran dan kewajiban dasar yang dianggapnya sebagai masalah yang melilit. Yang gadis ingin selalu bebas dinamis, buntutnya malas untuk menjadi seorang istri. Giliran jadi istripun tak berhenti bikin sensasi, phobi supaya punya anak. Kalaupun terpaksa mempunyai, cukup terpeleset sekali saja, katanya. Pun tidak mau memberikan ASInya, padahal bagi anak itulah yang paling baik dan enak.
Fenomena itu kini menyeruak di masyarakat bumi
Paket Umroh Ramadhan 2015 ,Fenomena itu akhir-akhir ini menyeruak di masyarakat bumi, tidak ketinggalan yang disebut nusantara ini. Pada kehidupan dunia yang semakin global, perang tidak sekedar dengan rudal apalagi dengan pedang. Lewat media massa penjajahan tidak lagi kasat mata. Penjajah yang dijajah mampu satu asa dan satu rasa, sama-sama bangga. Penjajahan budaya, mengalir bersama kucuran dana. Feminisme, salah satu namanya.
Feminisme dijual dengan kemasan perjuangan perempuan
Paket Umroh Bulan Ramadhan 2015 ,Feminisme dijual dengan kemasan perjuangan perempuan, pembebasan wanita. Muncullah jargon keseteraan jender. Perempuan dan laki-laki tidak beda sama sekali, kecuali pada fungsi reproduksi. Dianggap maklum bila menolak mempergunakan hak reproduksinya. Bayangkan jika dianut semua wanita negeri ini, bisa-bisa tingkat kelahiran bayi di daerah ini bisa dihitung dengan jari. Mereka menyusun opini, seorang wanita yang rela sekedar jadi ibu rumah tangga berarti tidak punya harga. “Karena mau ditindas melakukan pekerjaan hina,“ suara kaum feminis membahana. Mereka seolah telah berjuang untuk wanita, peduli akan nasib golongan putri. Sehingga tak pelak lagi anak remaja kini termakan pendapat tadi. Ini yang mesti kita para keluarga muslim hadapi dengan bijaksana dan hati-hati.
laki-laki dan wanita memang berbeda
Paket Umroh Ramadhan 2015 ,Tidak boleh dipungkiri laki-laki dan wanita memang berbeda, ini sunnah ketetapan Sang Pencipta. Sempatkah kita memperhatikan jenis burung yang beraneka. Kakaktua paruhnya melengkung, karena makanannya biji-bijian, bukan kangkung. Si pelikan berkantung besar di bawah paruhnya untuk menyimpan ikan sebagai persediaan makanannya. Sang bangau berparuh amat panjang buat membantunnya memangsa ikan dalam air tanpa tenggelam. Subhanallah!
Begitu juga manusia, sejak berupa benih pun punya ciri yang tidak sama. Kian dewasa kian banyak bedanya, tanpa dapat dicegah dan dihindari. Otot laki-laki berkembang lebih kuat, organnya pun lebih berat. Bayi perempuan tumbuh dengan organ khas kewanitaan.
Semua itu bukti adanya perbedaan esensial perempuan dan laki-laki
Tidak ada artinyakah perbedaan-perbedaan itu? Semua itu bukti munculnya perbedaan esensial perempuan dan laki-laki. Dengan teliti dan sangat sempurna, Alloh Subhanahu wa Ta’ala rancang jenis fisik sesuai dengan tugas masing-masing di sepanjang kehidupannya. Jujur harus diakui, perbedaan peran, tugas serta spesifikasi antara dua jenis kelamin manusia sudah dibawa secara fitrah sejak lahir. Sungguh tidak masuk akal (bagi akal yang sehat dan logis) jika ada yang berkata tak ada pembagian tugas baku antara keduanya, seperti pendapat kaum feminis.
feminisme melanggar sunnatullah.
Pembagian peran kemudian tanggung jawab sosial membawa implikasi pada perbedaan dalam berbagi bidang lain yang terkait dengan kehidupan rumah tangga. Ini yang diperangi para feminis. Berarti feminisme melanggar sunnatullah. Apapun kalau melanggar sunnatullah pasti berakibat pada pergeseran keseimbangan. Timpanglah kehidupan rumah tangga, kehidupan bermasyarakat dan seterusnya. Akhirnya timbul kekacauan.
Marilah disadari, kita –wanita kemudian pria- memang mempunyai hak sebagai individu. Tapi ada yang tidak boleh dilupa, kita hidup di dunia ini punya misi. Kalau Alloh Subhanahu wa Ta’ala tetapkan laki-laki sebagai begitu juga wanita mempunyai misi sesuai kodratnya. Alloh Subhanahu wa Ta’ala pencipta kita, tentu Dia tahu apa yang terbaik bagi kita.
Pejuang di jalan-Nya akan selalu berhadapan dengan pejuang angkara murka. Marilah kita hati-hati, jangan jadikan keluarga kita korban feminisme radikal! Wallahu a’lam Bishshowab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar